Pengaruh Seks Pada Otak
Theresia Karo Karo Official Writer
Manfaat hubungan seks dalam kelanggengan pernikahan sudah terbukti dalam berbagai penelitian. Tidak hanya itu, manfaat positif dari seks ternyata juga turut dirasakan otak. Hal ini dibuktikan dengan studi dan MRI oleh Barry R. Komisaruk, PhD, professor psikologi di Rutgers University. Dilansir dari Health, terdapat tujuh pengaruh seks pada otak:
Pengaktif pusat kesenangan otak
Profesor psikiatri di David Geffen School of Medicine UCLA, Timothy Fong mengungkapkan bahwa, meskipun konsumsi cokelat dan berhubungan seks memang tidak sama, namun, mereka sama-sama mengaktifkan bagian otak yang sama, yakni dopamin.
Seks menyebabkan kedua pihak merasa nyaman. Itu sebabnya orang menginginkannya, menyukainya, dan menantikannya. Rasa nyaman ini berasal dari pelepasan dopamin, yang adalah neurotransmitter pengaktif pusat kesenangan otak.
Layaknya antidepresan
Pada tahun 2002, sebuah studi yang dilakukan di Albania terhadap 300 wanita menemukan bahwa mereka yang berhubungan seks tanpa menggunakan kondom lebih sedikit kemungkinan mengalami gejala depresi. Para peneliti menemukan bahwa estrogen dan prostaglandin yang terdapat dalam sperma memiliki kemampuan sebagai antidepresan yang lebih mudah diserap tubuh.
Penyebab post-sex blues
Selain meningkatkan bahagia, seks juga bisa menyebabkan penurunan mood. Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa satu dari tiga perempuan, pernah mengalami kesedihan setelah berhubungan intim. Meskipun belum jelas penyebabnya, peneliti menyimpulkan bahwa alasannya kemungkinan karena penyesalan dan perasaan terpaksa.
Meredakan sakit
Penelitian di Jerman mengungkapkan bahwa bercinta dengan pasangan bisa menurunkan rasa sakit kepala. Studi di tahun 2013 ini melibatkan 60 persen partisipan yang menderita migrain dengan melakukan hubungan seks saat sakit. Usai bercinta, para responden mengaku bahwa keluhan sakit kepala semakin berkurang bahkan hilang. Efek yang sama dirasakan oleh pria dan wanita. Penelitian lain menyebutkan bahwa karena adanya efek dari oksitosin, hormon yang mampu meredakan sakit.
Menaikkan hingga menghapus memori
Amnesia transien global atau hilangnya memori temporer secara mendadak, tidak bisa dijelaskan secara neurologikal. Setiap tahunnya, 7 dari 100.000 orang mengalami amnesia. Ada kemungkinan, kondisi ini disebabkan oleh kegiatan seks yang terlalu bersemangat. Meskipun tidak ada efek lanjut, amnesia ini bisa terjadi selama beberapa menit hingga hitungan jam.
Sebaliknya, sebuah penelitian tahun 2010 mengungkapkan bahwa seks bisa menaikkan memori. Pasangan yang rutin berhubungan seks, lebih banyak menumbuhkan saraf di hippocampus, bagian otak yang berhubungan dengan penguatan memori.
Berfungsi sebagai penenang
Selain itu, masih di penelitian yang sama ditemukan bahwa hubungan seksual mampu membuat orang lebih tenang saat menghadapi sesuatu. Responden yang rutin melakukan hubungan seks memiliki respon yang lebih baik saat menghadapi situasi yang menyebabkan stres, seperti berbicara di depan banyak orang dan pekerjaan yang menumpuk.
Tidur semakin nyenyak
Usai melakukan seks, biasanya pria akan lebih cepat mengantuk dibandingkan wanita. Studi mengungkapkan bahwa hal tersebut disebabkan bagian dari otak yang disebut prefrontal korteks menurun usai ejakulasi. Selain itu, pelepasan oksitosin dan serotonin juga disebutkan menjadi penyebabnya.
Sumber : CnnIndonesia/Jawaban.com by tk
Halaman :
1